Perkenalkan namaku Remon, usiaku 28 tahun, aku adalah seorang Laki-laki
tampan, bertubuh proposional, dan berkehidupan mapan. Berawal dari
lulusnya aku, dari salah satu universitas dan kebetulan aku adalah
lususan terbaik atau kumlot ditahun kelulusanku. Setelah aku lulus, aku
mulai mencari pekerjaan dengan didampingi dari restu orang tua yang
menginjinkan aku untuk merantau. Orang tuaku berfikir saat itu memang
sudah saatnya mencari pekerjaan karena aku adalah seorang laki-laki yang
kelak menjadi kepala keluarga
Selain itu menurut orang tuaku, aku juga sudah tahu baik dan buruknya
kehidupan di dunia ini. Singat cerita, akupun mendapat pekerjaan,
nasibku yang beruntung, setelah kurang lebih 3 tahun aku mengabdi pada
tempat kerjaku. Karena prestasi dan loyalitasku pada perusahaanku sangat
baik, maka diangkatlah aku oleh atasanku sebagai kepala cabang di
sebuah wilayah.
Dari awal bulan sampai saat ini selama aku bekerja, hal-hal yang indah
selalu tersaji pada lingkungan kerjaku.Walaupun laporan pekerjaan
bertumpuk-tumpuk itu tidak menjadi masalah. Gaji dan fasilitas yang
diberikan oleh perusahaanku sangatlah sesuai dengan beban pekerjaanku.
Kini dunia nasih telah mengantarkan aku pada kesuksesan yang sangat
membuat aku puas.
Aku yang dulunya seorang lelaki kampung dan lugu, kini telah menjadi
laki-lakiyang berkehidupan mapan dan mengenal kehidupan malam yang liar.
Posisi ruang kerjakuyang ada di gedung bertingkat, dengan posisi ruang
kerja yang berada di sudut memberi pemandangan penuh ke arah jalanan.
Pada pagi hari mataku selalu dihadapkan oleh lalu lalang paha yang mulus
dan dada penuh para wanita karir.
Pemandangan itu selalu terlihat oleh kedua mataku. Memang sifat dasar
seorang wanita, selalu ingin lebih dan dikagumi oleh lawan jenisnya. Aku
adalah salah satu Laki-lakiyang selalu mengagumi keindahan bentuk tubuh
dan wajah para wanita karir yang cantik serta menggairahkan itu.
Perusahaan tempatku bekerja bukanlah yang terbesar diantara ribuan
perusahaan yang ada di Jakarta.
Tetapi perusaahanku juga bukan perusahaan yang kecil dan bisa dipandang
sebelah mata, karena perusahaan ini telah memeberiku dengan gaji yang
lumayan besar. Meskipun untuk pekerjaan ini aku harus meniggalkan
segalanya, seperti waktu, hobby, sahabat, dan semuanya yang berhubungan
denganku. Karena itulah kesibukan ini harus aku imbangi dengan sesuatu
hiburan yang bisa meredakan beban ini.
Untuk menghilangkan beban dan kejenuhan pekerjaan yang terlalu banyak,
maka dari itu aku mulai mencari hiburan dengan mulai membaca situs web
dewasa dari internet untuk sekedar meredakan bebanku. Dengan hal itu
rupanya cukup untuk menghibur dan meredakan rasa stress akibat
pekerjaan. Sampai suatu hari aku mempunyai fikiran untuk, bagaimana aku
bisa mendapatkan kepuasan lebih dari meja kerjaku ini.
Sampai pada akhirnya aku menemukan ide untuk hal tadi.
Berawal dari Sekretarisku yang bernama Stela, dia adalah seorang wanita
yang berasal dari desa yang sama denganku. Kampung halaman yang sama
membuat kami merasa lebih dekat dibandingkan dengan teman atau rekan
kerja lainnya. Pada akhirnya aku mempunyai ide untuk membuat Stela agar
menjadi lebih dekat denganku, yaitu dengan cara memberikan beban
pekerjaan yang agak berat kepada Stela.
Karena dia sekretarisku aku memberikan pekerjaan berat, agar dia semakin
dekat denganku.
Namun jelas kedekatanku dengan Stela tidak untuk berpacaran, karena aku
tidak mau ada ikatan yang nantinya akan terikat dan memberi batas
untukku. Dulu aku merasa rambutnya yang panjang dan selalu harum itu
begitu menarik. aku katakan itu padanya dan kami menjadi semakin dekat.
Kemudian aku juga merasa matanya adalah mata terindah yang pernah aku
temui. Aku juga katakan itu dan kami juga semakin dekat. Terakhir aku
mulai merasa kalau
Buah dadanya yang Stela adalah buah dada yang paling indah diantara
wanita kari lainya.
Ditambah lagi pantat yang sintal, sangat serasi dengan pinggang yang
ramping itu. Apalagi kalau ke bawah lagi, pahanya sungguh putih mulus
sampai kaki.
Kakinya yang indah itu selalu terbalut dengan sepatu hak tinggi, hal itu
adalah daya tarik yang tak dapat kutahan lagi. Terkadang aku tersenyum
sendiri ketika sedang membayangkan Stela sembari menikmati Coffe. Ketika
aku meraih sebuah laporan di mejaku, beberapa saat aku berfantasi
membayangkan tubuh indah Stela jika dia tanpa busana.
Sampai pada akhirnya saat itu aku memutuskan menghubungi Stela dengan
alasan soal laporan, suara merdu kembali bergumam akrab, berisi
penjelasan dan sedikit gurau. Dia memang tidak pernah canggung
menghadapiku. pengakuannya aku telah dianggapnya sebagai saudara tuanya
sendiri. dan pengakuanku aku menganggapnya sebagai korban yang
potensial.
Tentu saja cukup pengakuan dalam hati. Lalu setelah itu aku menelfon
Stela untuk datang ke ruanganku,
“ Stela, tolong kamu kesini yah, tolong jelaskan laporanmu yang kemarin
padaku. Jangan jelasin dari telefon, oke !!! ”, perintahku.
“ Baiklah Pak, saya akan segera keruangan Bapak ”, ucap Stela.
“ Ceklek ”, suara gagang telfon yang kuletakan.
Kini peluang mulai terbuka, setelah beberapa menit menungu Stela, wanita
berpantat sintal-pun datang. Dengan mengenakan blazer tanpa dalaman
membuat aku terkesima. Saat itu diapun mulai menerangkan laporannya
sembari duduk didepanku. Saat itu mataku bekerja keras, pada wajahnya
biar dia tahu bahwa saat itu aku sedang serius (padahal itu hanya trikku
saja agar bisa dekat dengan Stela).
Ditengah keseriusan Stela sesekali mataku mencuri-curi untuk melihat
belahan dadanya.
Sejenak aku menghela nafas, bermaksud menunjukkan ketidaknyamananku atas
keterangannya dan posisi duduk kami yang dibatasi oleh meja kerja. Lalu
aku berkata,
“ Udah, coba kamu ke samping sini, terangkan lagi, gak enak ngeliat huruf terbalik ”, ucapku.
“ Baiklah Pak, ” jawabnya singkat.
Lalu dia-pun beranjak berdiri kemudian berpindah di sampingku. Bagiku
gerakannya seperti potongan Film Dewasa dalam gerak lambat memutari meja
besar milikku dan berdiri disampingku. Saat itu posisi Stela merunduk
dan tubuh kami-pun sekrang begitu dekat. Lalu Stela kembali menerangkan
laporan tanpa sedikit kesalahanpun. Sambil berpura-pura serius tangan
kananku mulaui hinggap di pinggulnya Stela.
Entah saat itu dia sadar atau tidak dengan kelakuanku, yang jelas saat
itu Stela hanya diam saja. Gerakan tanganku yang mulai nakal, saat itu
aku mulai meraba wilayah pinggangya yang indah itu. Saat itu Stela
tiba-tiba terdiam, dan,
“ Pak tagannya tolong jangan disitu !!! ” protesnya.
“ Sssstttt… udah teruskan, kamu nurut aja sama Bapak…”, ucapku sembari
tersenyum dan sambil melanjutkan aktivitas tanganku, namun kali ini agak
ke bawah.
“ Pak, jangan seperti itu, saya tidak suka dengan perlakuan bapak yang seperti ini kepada saya …” ucapnya menegurku.
Hemmm… tanpa menjawab aku-pun mulai meraih pundak Stela yang saat itu
bisa terjangkau oleh tanganku karena dia merunduk. Kemudian aku menarik
tubuhnya dan menjilat telinganyadengan lidahku yang mendidih. Saat itu
dia sempat menolak, sangat wajar karena saat itu baru tahap pembukaan.
Ketika rongga mulutku sudah dipenuhi oleh daun telinganya dia berbisik,
“ Ssss… Aghhh… Jangan Pak… Ssss… ”, ucapnya dengan sedikit mendesis lirih.
Saat itu aku tidak peduli, tangan kirikupun mulai menarik rambutnya. Aku
mempererat cengkraman tanaganku pada rambutnya, mencegah agar leher
jenjangnya menjauh dari bibirku yang sudah haus akan birahiku. Tangan
kananku mulai menjelajahi punggungnya, pantatnya dan juga paha sekalnya ,
lalu kubisikkan,
“ Aku sayang kamu Stel ”,ucap gombalku untuk meluluhkan Stela.
Belum sepat stela menjawab saat itu aku menimpa dengan bisikan mautku lagi,
“ Sungguh Stel, aku sangat sayang padamu, Jujur dari dalam lubuk hatiku yang paling dalam ”, ucapku memantapkan.
Entah bagaimana prosesnya, saat itu aku merasakan perubahan sikap pada
Stela yang berlangsung hanya beberapa menit saja. Perubahan itu membawa
nampaknya membuat hati Stela Luluh. Kini kami-pun sudah saling
berpagutan, bibir kami mulai mengeluarkan jurus-jurus andalan seolah
saling berusaha untuk mengalahkan. Saat itu tangankum-pun mulai
menggerayangi hampir keseluruh bagian tubuh Stela.
Aku mulai berani meraba, meremas dan bahkan aku menyingkap rok kerjanya
yang mini itu ke atas. Pantat kenyal itu kini-pun mulai kuremas tanpa
terhalang lagi oleh rok mini yang digunakan Stela. Dia muali bereaksi
dengan remasanku itu, matanya yang mulai sayu karena terhanyut dalam
kenikmatan remasanku pada pantatnya.
Dengan nafasnya yang mulai tidak teratur, tangan kirinya bertumpu pada
meja.
Tubuhnya yang saat itu meliuk-liuk penuh gairah, tangan kanannya-pun
mulai menjambak rambutku. Saat itu kami bergumul semakin panas dan liar.
Gerakan kami semakin tak terkontrol, hasrat sex kami begitu liar dan
tidak dapat tertahan lagi. Ditengah pergerumulan kam yang panas, aku
mulai merengkuh tubuhnya dengan sangat erat. Kini kami-pun saling
berpelukan dan melekat dengan sangat erat.
Sembari berpelukan kami saling mencumbu dan saling melepas hasrat kami.
Puas dengan itu, lalu akupun mulai melepaskan celana dalam Stela dan aku
membuka resleting celanaku untuk mengeluarka Kejantananku yang dari
taid sudah menegang keras. Setelah itu akupun meminta Stela untuk
menunggin dengan posisi tangan stela yang bertumpu dengan meja dan
posisinya membelakangiku. Lalu,
“ Ssss… aghhh… Stela sayang, mari kita lepaskan hasrat kita yang sudah lama terpendam ini ”, ucapku.
“ Baiklah, Pak… oughhh… ”, jawabnya singkat.
Kemudian aku mulai berdiri dengan posisi dibelakang stela dan mulai
membenamkan kejantananku yang dari tadi sudah tida sabar untuk menyelam
kedalam Vagina Stela,
“ Blezzzzzzzzzzzzzz… Ssssss… Aghhhhhhhh… ”, terbenamlah kejantananku pada Vagina Stela yang rupanya sudah tidak perawan lagi.
“ Oughhh… Nikmat sekali Vagina kamu Stel, aku merasa kejantananku
seperti terpijat dalam kehangatan yang luar biasaaa…Oughhhh… ”, ucapku.
Saat itu Stela tidak menjawab, dia hanya bisa menikmati kejantananku
yang begitu perkasanya. Aku mulai menghujani degan sodokan-sodokan maut
pada liang senggama Stela, dan stela-pun,
“ Ughhh… Sss… Aghhh… terus Pak, jangan berhenti, puaskan aku hari ini pak !!! Aghhhh… ”, ucap Stela mulai menikmati.
“ Baiklah Stel, aku akan memberikan kenikmatan yang luar biasa hari
untukmu… Oughhh… ”, ucapku sembari terus menghujani sodokan pada Vagina
Stela.
Dengan konstan tapi pasti, aku terus menyodok Vagina Stela, menit demi
menit berlalu. Tidak terasa kamipun sudah 15 menit melakukan hubungan
sex di ruangan kerjaku.
“ Oughhh… Pak… Aghhh… bapak perkasa sekali… aghhh…”, desah stela.
“ Stel Vaginamu benar-benar nimat… Ughhh… Ssss… Aghhh…” pujiku kepada Stela sembari terus menyodok Vagina Stela.
Masih tetap dengan posisi sex yang tadi, aku terus menghujamkan serangan-serangan mautku,
“ Pak…. Oughhh… Aku mau keluar pak… Sss… Aghhh….”, ucap stela nampak akan mencapai puncaknya.
“ Jangan keluarkan dulu Stela Sayang, tahan dulu yah… Aku juga mau keluar nih… Ssss… Aghhhhh…”, ucapku.
“ Iya Pak.., Oughhh…”, jawab Stela.
Mendengar kata-kata Stela tadi, kini aku mulai mengerahkan seluruh tenagaku untuk menambah panasnya hubungan sex ini,
“ Plakkk… Plakkk… Plakkk… Pyekkk… Pyekkk …. Plakkk… Plakkk…”
Suara hentakan sex kami yang semakin panas.
Saat itu permainan kamipun semakin menggila, Vagina Stela yang dari
sudah becek oleh lendir kawinya membuat suara persetubuhan kamipun
semakin memanas. Lalu
“ Ughhhh… Ssss… Aghhhh… Ayo pak keluarkan !!! aku sudah tidak tahan lagi Pak… Ughhhh… ”, ucap Stela.
“ Iya Stel, sebentar lagi aku juga akan keluar, Aghhhh… ”, ucapku.
Percakapan kecil kami tadi, memicuku untuk segera menyemburkan lahar
panasku yang dari tadi tertahan dalam kehausan sex. Dan tidak lama
setelah itu,
“ Ughhhh…. Aku mau keluar Stel… Aghhhh… ” ucapku,
“ Ayo pak cepat keluarkan, aku sudah tidak tahan lagi… aghhhh… ”, Ucap Stela.
Lalu setelah itu kurasakan ada denyutan-denyutan pada kejantananku, dan badanku mulai mengejang,
“ Aghhhhhhh… Crottttt… Crottt… Crottt… Ughhhh… Aku keluar Stel… Ssss… Aghhhhhhh…”, ucapku.
Pada akhirnya aku-pun mendapatkan klimaksku. Selang berapa detik setelah
kau mendapatkan Klimaksku Stela-pun akhirnya melepaskan hasratnya yang
dari tadi tertahan,
“ Syurrr… Syurrr… Syurrr… Syurrr… ”, terasa lendir kawin Stela yang
telah keluar bercampur denga spermaku yang mebanjiri liang senggamanya.
“ Aku juga keluar Pak... sungguh sangat puas sekali aku dengan permainan sex ini. Terima kasih Pak ”, ucap Stela puas.
Lendir-lendir kenikmatan kamipun bercampur aduk menjadi satu didalam
liang senggam stela. Posisi Stela masih seperti tadi, dengan posisi
menungging dan dengan kedua tanganya bertumpu pada meja kerjaku. Dengan
posisi kejantananku yang masih teryancap di Vagina Stela, lendir kawin
kami yang tadi bercampur aduk, gini tertumbah dan mengalir melalui
sela-sela pantat Stela yang sital dan padat itu.
Sungguh sekretaris yang menakjubkan Stela ini, selain melayaniku dalam
pekerjaan, dia juga melayani kebutuhan sexsku yang menggebu-gebu tadi.
Setelah itu aku-pun mencabut kejantananku dari liang Vagina Stela yang
becek itu. Lalu,
“ Terima kasih ya Stel, engkau benar-benar Sekretaris yang hebat…
Emuaacchh ”, ucapku sembari memberikan kecupan kecil pada bibir Stela.
“ Iya Pak sama-sama. Aku juga merasa puas dengan permainan sexs tadi
Pak… emuaacchhh… ”, jawabnya sembari membalas kecupanku pada bibirku.
Kemudian kamipun segera merapihkan diri dan membersihkan lendir-lendir
kawin kami yag tertumpah tadi menggunakan tissue basah yang ada dalam
mejaku. Setelah selesai, Stela-pun bermaksud akan kembali keruangannya,
tapi sebelum pergi aku berkata kepada Stela,
“ Sayang... lain kali kita ulang lagi yah !!! bey …”, ucap nakalku.
“ Iya Bos kesayanganku ”, jawabnya singkat dengan centil.
Lalu Stela-pun beranjak pergi utuk kembali keruangan kerjanya, setelah
itu kami-pun mulai beraktifitas dan melanjutkan pekerjaan kami kembali.
Hubungan sex kami saat itu tidak ada yang mengetahuinya kecuali kami,
hanya meja, kursi dan deretan buku lemari buku-ku yang menjadi saksi
bisu kami.
Semnejak kejadian hari itubungan kami-pun terus berlanjut tanpa ada
iktan
Entah sampai kapan hubungan ini akan berakhir. Hari-hari kerja kami
dipenuhi dengan kehangatan dan hubungan Sex, di sela-sela pekerjaan
kami. Sungguh sekretaris yang cerdas, cantik dan menggairahkan. Terima
kasih Stela sekretaris kesayanganku, engkau telah menjalankan tugasku
dan memuaskan hasrat sexku. Selesai.