Sebut saja nama saya Vicky, aku seorang pria yang baru berusia 27 tahun
dan sudah bekerja disalah satu instansi yang tidak perlu aku sebutkan.
Aku mempunyai seorang lelaki dengan tinggi badan 171 cm, berat bdan 62
kg dan berkulit putih. Kata teman-teman seprofesiku sih aku termasuk
maniak sex, wkwkwk. Banyak wanita yang telah aku kencani hanya untuk
sekedar memuaskan hasrat sexku saja.
Semasa sekolah dulu aku sebenarnya seorang lelaki yang bisa dibilang
laki-laki baik-baik, namun setelah aku berpenghasilan entah mengapa aku
menjadi seperti ini, sori kembali kemasa lalu sedikit. Lanjut, kali ini
aku akan menceritakan kisah sexs ku dengan seorang wanita bersuami yang
berstatus sebagai PNS yang rumahnya dekat dengan kontrakanku. Rumahnya
dan rumah kontrakanku hanya terpisahkan oleh selokan saja.
Cerita Sex-ku ini terjadi begitu saja. Kisah ini terjadi ketika aku
tinggal di kontrakan yang terletak sebuah komplek perumahan di semarang.
Bisa dibilang komplek perumahan itu adalah komplek perumahan bagi
kalangan menengah. Sebut saja nama wanita itu adalah Tante Mirna, dia
seorang Ibu dari 2 orang anak, walaupun dia sudah mempunyai anak, namun
tetap saja masih membuatku gemas dan tertarik.
Tante Mirna ini orangnya cantik, berkulit putih, berparasdia adalah
keturunan arab. Tahu sendirikan para pembca, wanita keturunan Arab yang
ada di Indonesia rata-rata berhidung mancung, berpostur tubuh ideal dan
pastinya mereka juga berhijab. Usia Tante Mirna saat itu masih 33 tahun.
Kasihan sekali Tante Mirna, karena wnaita secantik dia selalu ditinggal
suaminya bekerja di luar jawa.
Untuk pastinya, suaminya bekerja sebagai pemborong di daerah sumatra,
dan saking sTanteknya suami Tante Mirna hanya bisa pulang 2 bulan
sekali. Dalam kesehariannya Tante Mirna selalu mengenakan baju lengan
panjang, gamis, dan berjilbab. Dia selalu menutup auratnya dengan baik
dan Tante Mirna juga santun dalam bertutur kata, dia orangnya ramah dan
baik hati.
Maka dari itu Tante Mirna termasuk orang yang dikagumi oleh orang-orang
di sekitar perumahan, karena kepribadian yang santun dan kecantikanya
yang luar biasa. Sampai pada suatu hari Tante Mirna-pun meminta
pertolongan kepadaku, nah dari sinilah keseruan cerita sex ini,
“ Vick… Vicky… ”, terdengar Tante Mirna memanggilku dari teras rumahnya.
Saat itu aku mendengar, namun rasanya malas sekali untuk menjawabnya,
karena aku masih mengantuk akibat semalam begadang dengan teman-temanku
hingga subuh. Lalu terdengar lagi suara Tante Mirna,
“ Vick... ... Vicky... ... tolongi Tante dong Vick, bangun dong Vick…
”, ucapnya tahu kalau aku masih tidur, karena memang Tante Mirna sudah
Tahu kebiasaanku.
Karena Tante Mirna terus memanggil mangil namaku, dengan rasa sedikit
malas dan rasa tidak enak, dengan sangat terpaksa akupun bangun dari
tidurku dan segera keluar rumah. Sesampainya diluar rumah, tanpa sadar
aku membuat Tante Mirna terkejut, saat itu Tante Mirna terkejut karena
secara tidak sengaja dia melihat kearah kejantananku agak sedikit
menonjol.
Saat itu Tante Mirna-pun nampak tersipu malu, Dan aku bertanya,
“ Iya Tante ada apa yah tadi panggil-panggil saya ? ”, ucapku dengan
cueknya, karena saat itu aku memang tidak sadar dengan ereksinya
kejantananku.
Tanpa menjawab Tante Mirnapun segera kemabali kedalam rumah dan
nampaknya dia mengurungkan permintaan tolongnya kepadaku. Namun sebelum
dia masuk, dia tersenyum kepadaku, entah apa maksudnya. Setealah aku
lumayan sadar dari rasa nagntukku, aku baru ingat rupanya aku lupa
memakai celana dalam,hha. Aku memang mempunyai kebiasaan ketika tidur
tidak memakai celana dalam.
Oh iya tidak memakai celan dalam bukan berarti telanjang yah para
pembaca. Saat itu aku hanya memakai celana kolor saja. Dari balik celana
kolorku memang sangat terlihat jelas kejantananku yang sedang ereksi.
Seperti pada umunya seorang laki-laki jika bangun tidur kejantanannya
selalu ereksi, entah itu ada penyebab maupun tidak. Sudah otomatis
tepatnya.
Saat itu aku tidak terlalu memperdulikan kejadian itu, karena tidak ada
jawaban dari Tante Mirna, maka aku-pun kembali masuk kekamar lagi dan
melanjutkan tidurku karena aku memang masih ngantuk sekali. Tidak terasa
pada sore hari aku telah terbangun, ketika itu aku mendengar seperti
ada orang yang mencuci yang berasal dari samping rumah, namun berada di
arah belakang.
Kemudian akupun mencoba mengintip dari belakang kontrakanku, setelah aku
melihat ternyata itu yang mencuci baju adalah Tante Mirna. Aku
mengintip cukup lama, karena pada saat itu Tante Mirna ketika mencuci
hanya menggunakan daster khas ibu-ibu, tidak memakai jilbab, dan yang
paling membuat aku horny adalah ketika aku meperhatikan bagian dada,
ternyata Tante Mirna tidak memakai BRA saat itu.
Walaupun saat itu aku hanya melihat payudaranya samar-samar dari balik
dasternya, namun aku melihat payudaranya bergoyang dan menggantung dari
balik dasternya ketika Tante Mirna mengucek dan menyikat pakaiannya.
Setelah itu tidak kusangka Tante Mirna melepas Celana dalam-nya untuk di
cuci. Dari situlah aku bisa memandang indahnyaVagina seorang Ibu dari
orang 2 anak yang benar-benar Hot sekali.
Nampak saat itu Vagina-nya lebam dan gemuk dengan dihiasi bulu kemaluan
yang lebat dan hitam. Hal itu membuat aku mulai berfikir untuk mencari
cara agar aku bisa berhubungan sex dengan Tante Mirna. Dalam keheningan
aku terus berfikir, karena aku termasuk seorang player, maka tidak lama
kemudian aku mendapatkan ide , hhe. Pada saat itu juga aku menghampiri
Tante Mirna dari belakang rumahku.
Pada saat itu rumah bagian belakangku dan bagian rumah belakang Tante
Mirna hanya terhalang tembok setengah badan, maka aku-pun langsung
melompat begitu saja tanpa permisi sebelumnya,
“ Jleg… ”, suara kakiku yang mendarat dirumah bagian belaknag Tante Mirna.
Setelah aku sudah berada di belakang rumah,
“ Ehemmm… Maaf Tante, tadi pagi Tante mau minta tolong apa ya sama saya
??? ”, ucapku mengagetkan Tante Mirna yang sedang asik mencuci.
Karena memang lompatanku tadi tidak terdengar oleh Tante Mirna, maka
saat aku tiba-tiba bertnaya Tante Mirna-pun kaget. Seketika itu Tante
Mirna-pun merapikan dasternya yang telah tersingkap sampai ke pahanya,
saat itu terlihat putih mulus dan dihiasi dengan bulu tipis pada
pahanya. Dengan expresi wajah kaget Tante Mirna menjawab sambil
membenahkan dasternya,
“ Ee… I… iya Vic, tadi pagi sebenarnya Tante mau minta tolong untuk memasangkan lampu dikamar Tante ”, ucapnya terbata-bata.
“ Oh begitu rupanya Tante, baiklah kalau begitu biar saya pasangkan
sekarang aja Tante ”, ucapku sembari terus memandang pahanya yang mulus
dan payudaranya yang terlihat samar dari balik dasternya.
Kemudian Tante Mirna mengajak aku masuk kedalam rumah dan menunjukan
kamarnya untuk menggantikan lampunya yang sudah mati. Terlihat didalam
kamarnya terdapat bra ukuran 34B yang masih terletak diatas ranjangnya,
nampaknya Tante Mirna lupa menyingkirkan Bra yang diatas ranjang tadi.
Hal itu menambah rasa penasaranku dan membayangkan bagaimana indahnya
isi dari Bra itu. Lalu,
“ Ini lampunya Vick dan ini kursinya untuk pijakan kaki kamu biar sampai
saat mengganti lampu. Oh iya Vick jangan berisik ya, soalnya anak-anak
Tante sedang tidur ”, ucapnya memperingatkanku.
“ Iya Tante… Oh iya ngomong-ngomong suami Tante Mirna pulang kapan ? ”, tanyaku sambil aku memasang lampu.
“ Kalau jadi sih, 10 hari lagi Vick, suami Tante sibuk banget Vick
soalnya suami tante baru dapet banyak proyek di Sumatra ”, jawabnya.
Kini lampu kamar Tante Mirna-pun telah selesai aku pasang, setelah itu
aku-pun berpamitan untuk kembali ke rumah melalui belakang rumah Tante
Mirna. Sedangkan Tante Mirna-pun akan kembali mencuci pakaiannya.
Kami-pun jalan bersamaan menuju belakang rumah Tnate Mirna. Sesampainya
di pintu belakang rumah, tiba-tiba saja Tante Mirna terpeleset sabun
cuci dan kebetulan sekali jatuhnya ke arahku.
Secara tidak sengaja saat itu aku-pu refleks menangkapnya, sambil berkata,
“ Tante hati-hati dong kalau jalan, untung saya bisa tangkap tante ”, ucapku dengan dengan posisi menangkap Tante Mirna.
Saat itu tanpa sengaja ketika tante berada di tangkapanku, tangan kiriku
mengenai payudaranya dan tangan kananku memegang pantatnya dengan
tepatnya. Karena saat itu keadaan Tante Mirna sudah tidak memakai celana
dalam, maka terasa sekali pantat semoknya mengenai tanganku. Sungguh
hal itu membuat Kejantananku seketika Ereksi dengan hebatnya. Kemudian,
“ Maaf ya Vick, dan terima kasih sudah menolong tante ”, ucapnya dengan muka tersipu malu.
“ Iya Tante sama-sama ”, jawabku singkat.
Pada saat itu ternyata kaki Tante Mirna kesleo dan tidak bisa berjalan.
Pada akhirnya aku-pun menuntun Tante Mirna dengan posisi tanganya
kurangkulkan ke pundakku, sedangkan tanganku memegang pinggangnya yang
sedikit berlemak itu. Mohon maklumpara pembaca Tante Mirna ini sudah
mempunyai 2 anak, hhe. Sesampainya diruang kemudian aku-pun dudukan
Tante Mirna di kusrsi ruang tamu rumahnya,
“ Tante Mirna baik-baik sajakan ? ”, tanyaku sambil mengurut kakinya yang kesleo.
Setelah aku mengurutnya nampaknya kaki Tante Mirna sudah baikan,
“ Iya Vick, tante nggak papa kok, Sebentar yah Vick biar Tante bikinin
Teh buwat kamu ”, ucapnya sembari berjalan dengan agak pincang.
“ Udah tidak usah Tante, lagian kaki Tante-kan masih sakit, Vicky
langsung pamit pulang saja deh Tante ”, ucapku mencoba berpamitan.
“ Eh jangan gitu dong, anggep saja ini ucapan terimakasih Tante karena kamu tadi sudah tolong Tante ”, jawabku basa-basi.
Padahal saat itu aku berharap sekali untuk seharian disana, hahaha. Lalu
Tante Mirna-pun pergi ke dapur dan saat itu aku mengikutinya secara
pelan-pelan. Secara diam-diam aku memperhatikan Tante Mirna. Aku
memandangi tubuh tante Mirna dari belakang dari bagian atas sampai
sampai pada kaki Tante Mirna. Benar-benar mulus sekali Tante Mirna ini.
Pada akhirnya dari tadi aku yang sudah Ereksi, kini nafsu-pun semakin
menjadi-jadi saja. Tanpa berfikr panjang aku-pun langsung memeluknya
dari belakang dan aku remas payudaranya yang montok itu denga kedua
tanganku,
“ Vicky !!! Apa-apan ini, kamu ngapain Tante ??? ”, ucapnya dengan nada marah sembari berusaha melepaskan tanganku.
Percuma saja Tante Mirna mencoba melepas dekapanku dan melepas tanganku
yang berada di payudaranya, toh pada akhirnya dia tidak kuat melepas
dekapanku. Lalu,
“ Maaf Tante, sebenaranya aku dari tadi sudah tidak bisa menahan
hasratku ketika melihat tubuh Tante Mirna indah ini ”, ucapku ssembari
meremas-remas payudaranya yang bergelantung tanpa bra,
“ Jangan Vick… jangan lakukan ini, ingat Vick Tante sudah punya suami,
jangan Vick... .Oughhhh… ”, ucapnya menolak namu mendesah.
Saat itu Tante Mirna menolak, tapisaat ini dia tidak berusaha untuk
melepaskan tanganku yang memeluk dan meremas remas payudaranya. Secara
terus menerus aku meremas payudaranya, dan sesekali aku pelintir putting
payudaranya yang mencuat dari balik dasternya itu. Setelah itu aku
menciumi leher, dan kujilati sampai tengkuk lehernya, sampai pada
akhirnya Tante Mirna-pun menikmatinya.
Kini akhirnya Tante Mirna meresponku, saat itu dia langsung mengarahkan
ke 2 tanganya ke arah resletiing celanaku. Kuputar balik tubuh Tante
Mirna, aku buka kancing daster yang hanya sampai belahan dada, aku
keluarkan payudaranya, dan kini terlihatlah keindahan payudara ibu
beranak 2 yang mulus, montok itu.
Mulailah aku menghisap putting Tante Mirna, pada saat itu kurasakan ada
ASI (air susu ibu )yang keluar dari payudaranya, jelas saja
payudaranya keluar ASI, karena memang saat itu Tante Mirna masih
menyusui anaknya yang masih berusia 8 bulan. Aku-pun tak henti-hentinya
meremas payudaranya dan menghisapnya, bahkan sesekali aku gigit
puttingnya, dan aku-pun meelan ASI yang keluar dari payudaranya,
“ Sssss... ahhh... Ouhhhhh... Vick, terus Vick... Ahhhhh….”, desah lirihnya dengan penuh hasrat.
Desahan Tante Mirna saat itu, menandakan bahwa Tante Mirna membutuhkan
sex karena sering ditinggal suaminya. Tanganku terus meremas payudara
Tante Mirna sambil aku emut, tangan kananku mulai membuka keatas
dasternya, kuusapkan tangan ku ke Vaginanya yang penuh bulu yang lebat.
Aku usap Vagina dan Clitorisnya aku mainkan pakai jari, menambah desahan
Tante Mirna.
Semakin cepat usapan tanganku, semakin liar nafsu Tante Mirna. Perlahan
pelan pelan aku masukan jari tengahku ke bibir Vagina Tante Mirna dan
sedikit demi sedikit aku masukan. Aku memasukan semua jari tengahku ke
Vagina Tante Mirna, dan ku kocok Vagina Tante Mirna yang penuh jembut
itu dan Tante Mirna semakin kencang mendekapku.
Lalau aku menciumi bibir Tante Mirna sambil kumainkan lidahku, ternyata
Tante Mirna jauh lebih liar. Dia membalas ciumanku, sampai dia menggigit
bibirku dengan lembut. Aku tambah 2 jari, aku masukan ke Vagina Tante
Mirna, 3 jari aku masukan semua dan aku kocok Vagina Tante Mirna lebih
cepat sampai Vagina Tante Mirna basah pertanda Tante Mirna sudah mulai
klimaks,
“ Ouhhh… Vicky… eennakkk Vicky... terus Vicky lebih cepet Vic… Ssss… Ouhhh ”, teriaknya pelan.
Pada sat itu aku melihat kepalanya telah goyang ke kanan dan kekiri.
Lalu kutarik Tante Mirna kekamar, Tante Mirna langsung menurutiku tanpa
penolakan. Aku lepas dasternya, Tante Mirna berbaring, aku buka kedua
pahanya, pelan-pelan kumainkan lidahku di Clitoris Vaginanya. Semakin
aku jilat Vaginanya, Tante Mirna sambil meremas payudaranya, dia meliak
liuk menikmati jilatanku.
Seketika itu kubuka celanaku dan keluarlah Penisku yang panjang dengan
tegangan tinggi aku tiduri Tante Mirna, aku ciumi bibirnya yang manis,
dan dia juga membalasnya dengan ciuman liar,
“ Slurp… Ouhhh Tante… aku suka sama bibir, Vagina dan payudara Tante... .”, sambil berbisik kepada Tante Mirna.
Tanganku mengarahkan Penisku ke Vagina Tante Mirna yang sudah basah. Aku
gesek gesekkan ke bibir Vaginanya, kemudian aku masukkan pelan pelan
dan,
“ Zlebbbbbbbbbbbbb…. Ouhhhhh… Vick... ”, Teriak Tante Mirna.
Setelah masuk ke dalam Vaginanya, sejenak aku berhenti, Tante Mirna
sepontan melihat ke wajahku dan dia langsung menikmatinya. Mulailah aku
memaju mudurkan kejantananku,
“ Oughh… Tante, Vagina Tante enak sekali… Aghhhh…. ”, ucapku.
“ Oughhhh… Penismu juga sangat besar dan panjang Vick… Sssss… Ahhh... ... ”, balasnya.
Nampaknya Tante Mirna sudah tidak memikirkan lagi norma-norma agama
lagi\ kini yang ada kini hanya nafsu birahinya yang harus dituntaskan.
Semakin aku tambah gairahku, kupompa Vaginanya dengan Penisku lebih
cepat,
“ Oughhh... Ahhhh…Vicky... ”, desahnya.
Lalu aku membalikkan lagi badannya dan kini aku menusuk Vaginanya dari belakang,
“ Ouhhhhh... Ssssss… Ahhhh...Vicky, teeerrrruuuuusss... Eughhhhh... ”, desah Tante Mirna.
Saat terus kugenjot keras Penisku sembari tanganku meremas-remas
payudaranya dan terkadang aku mencubit puttingnya. Aku lihat dari
belakang sangat bagus Pantat Tante Mirna ketika menungging. Hingga
kurang lebih setengah jam dengan suasana yang penuh nafsu akhirnya Tante
Mirna sudah mendapatkan orgasme-nya. Lalu Tante Mirna bilang
“ Vicky... Tante udah nggak tahan lagi nih...” ,
“ Sabar Tante bentar lagi saya juga mau keluar…”, ucapku.
Saat itu kurasakan semakin kencang saja Vagina Tante Mirna menjepit Penisku,
“ Ssssss… Ahhhhhh… Oughhhhhh… ”, desahku.
Saat itu kurasakan ada cairan hangat yang menyiram Penisku di dalam VaginanTante Mirna,
“ Aghhhhhhhhhhhhhhh…”, rupanya Tante Mirna sudah mendapatka orgasme-nya.
Karena saat itu belum juga klimaks, ini semakin kupercepat gerakan tusukan batang kejanatananku,
“ Oughhh… Tante aku mau keluar nih…. Aghhhhh… ”, ucapku menuju klimaks.
“ Iya Vick… Tante bantu yah... Ouhh... Sssshhh... ”, ucapnya sembari
Tante Mirna menggoyangnyakan pantatnya dengan liarnya. Setelah beberapa
saat pada akhirnya,
“ Crutttttttt… Crutttt… Crutt… ”,
Pad akhirnya akupun mendapatkan klimak ku, dan Tante Mirna-pun menikmati
semburan sperma ku yang membanjiri Vaginanya. Ssaat itu Vagina Tante
Mirna terlihat becek karena Spermaku. Setelah itu kamipun terkulai lemas
dan terkapar.
Singkat cerita setelah kami berbenah diri, akupun langsung berpamitan pulang.